Akad nikah sah secara syar’i jika memenuhi rukunrukun dan syaratsyaratnya. Rukun rukun nikah menurut jumhur ulama ada lima, yaitu adanya mempelai pria, adanya mempelai wanita, adanya wali nikah, hadirnya dua orang saksi, dan akad ijabqabul. Masingmasing rukun tersebut ada syaratnya. Khusus tentang ijab qabul, ada 4 syarat, yaitu:
1. Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis
2. Kesesuaian antara ijab dan qabul. Misalnya wali mengatakan: “Saya nikahkan anda dengan putri saya Khadijah..”, kemudian calon suami menjawab: “Saya terima nikahnya Fatimah ...”, maka nikahnya tidak sah, karena antara ijab dan qabul tidak sesuai.
3. Yang melaksanakan ijab (wali) tidak menarik kembali ijabnya sebelum qabul dari pihak lain (calon suami). Jika sebelum calon suami menjawab wali telah menarik ijabnya, maka ijab dan qabul seperti ini tidak sah.
4. Berlaku seketika, maksudnya nikah tidak boleh dikaitkan dengan masa yang akan datang. Jika wali mengatakan: “Saya nikahkan anda dengan putri saya Khadijah besok atau besok lusa”, maka ijab dan qabul seperti ini tidak sah. Yang dimaksud dengan ijab qabul dilakukan dalam satu majlis pada syarat pertama, adalah ijab dan qabul terjadi dalam satu waktu. Suatu akad ijab dan qabul dinamakan satu majlis jika setelah pihak wali selesai mengucapkan ijab, calon suami segera mengucapkan qabul. Antara ijab dan qabul tidak boleh ada jeda waktu yang lama. Sebab jika ada jeda waktu lama antara ijab dan qabul, qabul tidak dianggap sebagai jawaban terhadap ijab. Ukuran jeda waktu yang lama, yaitu jeda yang mengindikasikan calon suami menolak untuk menyatakan qabul. Antara ijab dan qabul tidak boleh diselingi dengan perkataan yang tidak terkait dengan nikah sekalipun sedikit, juga sekalipun tidak berpisah dari tempat akad.
Berdasarkan pengertian tersebut, ijab dan qabul tidak harus dilakukan antara dua pihak dalam satu tempat. Para ulama imam madzhab sepakat tentang sahnya akad ijab dan qabul yang dilakukan oleh dua pihak yang berjauhan melalui sarana surat atau utusan. Misalnya ijab dan qabul dilakukan melalui surat atau utusan dari wali yang dikirimkan kepada calon suami. Jika akad ijab dan qabul melalui surat, yang dimaksud dengan majlis akad yaitu tempat suami membaca surat yang berisi ijab dari wali di hadapan para saksi, dan jika calon suami setelah membaca surat yang berisi ijab dari wali segera mengucapkan qabul, maka akad dipandang dilakukan dalam satu majlis. Jika akad ijab dan qabul melalui utusan, yang dimaksud dengan majlis akad yaitu
tempat utusan menyampaikan ijab dari wali pada calon suami di hadapan para saksi, dan
jika setelah utusan menyampaikan ijab dari wali, calon suami segera mengucapkan
qabul, maka akad dipandang telah dilakukan dalam satu majlis.
Pada zaman dahulu, akad antara dua pihak yang berjauhan hanya terbatas melalui
alat komunikasi surat atau utusan. Dewasa ini, alat komunikasi berkembang pesat dan
jauh lebih canggih. Seseorang dapat berkomunikasi melalui internet, telepon, atau
melalui teleconference
secara langsung dari dua tempat yang berjauhan. Alat
komunikasi telepon atau hand phone (HP), dahulu hanya bisa dipergunakan untuk
berkomunikasi lewat suara (berbicara) dan Short Massage Service (SMS: pesan singkat
tertulis). Saat ini teknologi HP semakin canggih, di antaranya adalah fasilitas jaringan
3G. 3G atau third generation adalah istilah yang digunakan untuk sistem komunikasi
mobile (hand phone) generasi selanjutnya. Sistem ini akan memberikan pelayanan yang
lebih baik dari apa yang ada sekarang, yaitu pelayanan suara, teks dan data. Jasa
layanan yang diberikan oleh 3G ini adalah jasa pelayanan video, akses ke multimedia
dan lainlain.
Dengan fasilitas ini, yakni dengan video call, seseorang dapat
berkomunikasi langsung lewat suara dan melihat gambar lawan bicara.
Oleh sebab itulah, jika akad ijab dan qabul melalui surat atau utusan disepakati
kebolehannya oleh ulama madzhab, maka akad ijab dan qabul menggunakan fasilitas
jaringan 3G, yakni melalui video call lebih layak untuk dibolehkan. Dengan surat atau
utusan sebenarnya ada jarak waktu antara ijab dari wali dengan qabul dari calon suami.
Sungguhpun demikian, akad melalui surat dan utusan masih dianggap satu waktu (satu
majlis). Sedangkan melalui video call, akad ijab dan qabul benarbenar
dilakukan dalam
satu waktu. Dalam akad ijab qabul melalui surat atau utusan, pihak pertama yakni wali
tidak mengetahui langsung terhadap pernyataan qabul dari pihak calon suami.
Sedangkan melalui video call, lebih baik dari itu, yakni pihak wali dapat mengetahui
secara langsung (baik mendengar suara maupun melihat gambar) pernyataan qabul dari
pihak calon suami, demikian pula sebaliknya. Kelebihan video call yang lain, para pihak
yakni wali dan calon suami mengetahui secara pasti kalau yang melakukan akad ijab
dan qabul betulbetul
pihakpihak
terkait. Sedangkan melalui surat atau utusan, bisa saja
terjadi pemalsuan.
Dengan demikian akad ijab dan qabul melalui video call sah secara syar’i, dengan
catatan memenuhi syaratsyarat
akad ijab dan qabul yang lain, serta memenuhi rukunrukun
dan syaratsyarat
sah nikah yang lain. Apabila akad ijab dan qabul melalui video
call sah antara wali dengan calon suami, maka sah juga untuk akad tawkil (mewakilkan)
dari pihak wali kepada wakil jika wali mewakilkan akad nikah pada orang lain. Bahkan
sah juga akad ijab dan qabul melalui video call antara wakil dengan mempelai pria.
Sekalipun demikian, alangkah baiknya akad ijab dan qabul dilakukan secara
normal dengan bertemunya masingmasing
pihak secara langsung. Ijab dan qabul
dilakukan via video call apabila memang diperlukan karena jarak yang berjauhan dan
tidak memungkinkan untuk masingmasing
pihak bertemu secara langsung.
Sumber :
-
AKAD NIKAH LEWAT VIDEO CALL Al-Furqon MBS CibiukGarut November 21, 2012
You might also like
Diberdayakan oleh Blogger.