Andriana, Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Jawa Barat. (Foto: Wishnoe Ida Noor – news.juggala.co.id)
Garut – Al-Furqon dijadikan Pilot Project
untuk menjadi sekolah yang berwawasan tidak hanya agama, tapi kemampuan
kapasitas sains, kapasistas kemampuan bahasanya menjadi hal yang sangat
penting, karena kata Al-Ghozali, bahwa untuk menguasai dunia, kuasai
dulu alatnya yaitu bahasa, kebanyakannya adalah Bahasa disorsis utama
itu Bahasa Inggris, karena Bahasa Inggris dianggap bahasa konsensus,
tapi tidak menapikan bahasa Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Andriana, seorang tokoh muda dengan background
pendidikan S1 di UIN Program Studi Pilsafat, S2 dan S3 Psikologi
Pendidikan di UPI, sehari-hari Dosen Psikologi di Sekolah Tinggi Agama
Islam Muhammadiyah dan dalam waktu dekat ini akan bergabung dengan
Universitas Muhammadiyah Bandung.
Andriana di Muhammadiyah Jawa Barat, sebagai Ketua Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah, membawahi 450 sekolah di bawah Muhammadiyah,
mengakui bahwa tidak semua sekolah bagus, tapi proses pertumbuhan
perkembangan Jawa Barat ini, menuju kearah berkemajuan pendidikannya
walupun kalah dengan Jawa Timur dan Daerah Khusus Ibu Kota Yogyakarta.
Terkait, Al-Furqon dijadikan Pilot Project untuk menjadi
sekolah yang berwawasan tidak hanya agama, tapi kemampuan kapasitas
sains, kapasistas kemampuan bahasanya menjadi hal yang sangat penting,
karena kata Al-Ghozali, bahwa untuk menguasai dunia, kuasai dulu alatnya
yaitu bahasa, kebanyakannya adalah Bahasa disorsis utama itu Bahasa
Inggris, karena Bahasa Inggris dianggap bahasa konsensus, tapi tidak
menapikan bahasa Indonesia.
“Tetapi bagaimana dalam era globalisasi ini, dimana dunia yang dulu
terbagi-bagi menjadi bagian kecil, disatukan dengan era globalisasi,
sehingga menjadi satu kesatuan, dan bisa melakukan proses penerbangan
dari Negara satu ke Negara lain tanpa Visa,” ujarnya.
Suka tidak suka lanjutnya, maka lembaga pendidikan Muhammadiyah harus
menjawab tantangan itu, sehingga kapasitas kemampuan bahasa menjadi hal
yang sangat utama, untuk menjadi orang yang mampu berkomunikasi antar
belahan bumi satu dengan yang lain, tandas Andriana.
Menurut Andriana, kenapa harus Al-Furqon dalam Pilot Project
ini, kedepan Jawa Barat itu penyangga Ibu Kota Negara, dan Kota Bandung
akan menjadi kota jasa yang hampir semua orang akan datang ke Bandung,
termasuk dari Malaysia, Singapura ingin tahu Bandung.
Secara geografis imbuhnya, Al-Furqon ini tidak jauh dari Bandung,
hanya memerlukan waktu 1 jam dari Al-Furqon ke Bandung, apalagi ada
penyangga tol yang mempercepat laju transportasi dari kota Bandung ke
Garut, sehingga Al-Furqon sangat strategis, ini akan menjadi tempat
pendidikan yang nyaman, karena masih banyak sekali lahan yang bisa
diperluas.
“Pilot Project Cibiuk ini akan menjadi sekolah rujukan yang
nota benenya bahasa pengantarnya itu adalah Bahasa Inggris, bahasa Arab
dan ada Tahfid Qur’an juga, sehingga tak perlu lagi memikirkan rujukan
bagaimana melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri di Unpad, ITB atau
sudah bisa terbang ke Malaysia, Singapura, Eropa, karena kapasitas
kemampuan bahasa ini mnjadi hal yang sangat utama,” jelasnya.
Antara Andriana dan Cep Yanto, ada satu chemistry yang tidak
akan ditemukan pada yang lain, ruh semangat kesepahaman, sehingga titik
temunya, punya semangat, visi ke depan dan bagaimana melakukan proses
perubahan cara pandang dan cara berpikir, tentang meningkatkan mutu dan
kualitas SDM, untuk itulah antara dirinya dengan Cep Yanto selaku Ketua
Ponpes Al-Furqon ini, sama-sama sepakat untuk mencari Inovasi sebagai
terobosan di dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Selaku Ketua Majelis Dikdasmen Jawa Barat, Andriana menilai bahwa
Al-Furqon yang nota benenya sebagai tenaga pengajar muda, punya cara
pandang dan cara pikir ke depan, dan dari Majelis Jawa Barat perlu
mensupoprt tenaga-tenaga muda ini, menjadi energi yang positif, sehingga
pondok Al-Furqon ini diharapkan jadi penyangga pendidikan di Jawa
Barat, dan kader-kader Muhammadiyah yang ingin berkiprah, bertafaqohu
Fiddin, tapi juga bagamana menciptakan pendidikn yang tidak hanya
berkualitas, tetapi membangun menjadi pribadi-pribadi yang
berentrepreneur, karena kalau kita berbicara kapasitas diri, warga Jawa
Barat ini inverior/ kurang percaya diri.
Disinilah tempatnya di Al-Furqon ini, orang yang datang ke sini akan
dirubah cara pandang, cara berpikir, budaya perilakunya akan di rubah,
sehingga mereka yang keluar dari Al-Furqon itu sudah mempunyai kapasitas
tidak hanya intelektual, tetapi mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
dalam hidupnya, life skill yang akan kita dorong untuk
menjadikan kader-kader Muhammadiyah yang militan menuju Muhammadiyah
yang berkemajuan, tandas Andriana.
Ketika disinggung bahwa Garut adalah baro meternya politik, jika Pilot Project-nya ini bisa diimplementasikan dengan benar, boomingnya
Muhammadiyah tidak hanya di Solo, Yogya, upaya-upaya yang sudah
dilakukan selaku Ketua Majelis Dikdasmen Jawa Barat, menurut Andriana
bahwa proses yang sudah kita jalankan, pertama adalah SDM.
Pengelolaannya imbuh Andriana, tidak hanya manajemen, kontens
kapasitas kemampuan bahasa juga kita persiapkan, kita mendatangkan
tenaga-tenaga pengajar dari Pare Kediri dan kita sudah bekerja sama
dengan Cambridge-Inggris, kita punya lembaga yaitu International English Boarding (IEB), akan kita datangkan bagi mereka yang ingin belajar Bahasa Inggris, dan di sentralisasikan di Al-Furqon.
Lebih lanjut Andriana menjelaskan pada JuggalaNews,
semua insfrastruktur terkait dengan SDM Tenaga Pengajar, itu sudah
siap. Kemudian ini akan terjadi rekayasa sosial, karena nanti semakin
banyak orang yang datang ke sini, itu proses pertumbuhan Ekonomi Mikro
akan tumbuh, cara pandang dan cara berpikir komunitas di Cibiuk ini akan
terbuka wawasannya, bahwa ternyata di Al-Furqon ini ada pondok
Pesantren yang memang basic pengantarnya adalah Bahasa Inggris.
“Bulan depan akan dilakukan proses penataan komplek ponpes ini lebih
kepada konsep berwawasan Islami, kita tata sarana dan prasarana MCK di
tata lebih bersih, kedepan tidak hanya pembangunan berbentuk fisik, tapi
kultur budaya yang berperilku hidup Islami itu akan di jalankan menjadi
kegiatan sehari-hari,” harapnya.
Sebetulnya menurut dia, untuk sekolah yang berkemajuan itu kita punya prototype
Sekolah-sekolah bagus, di Jawa Timur ada Universitas Muhammadiyah
Malang, luas lahannya 400 Ha luar biasa besar, lulusannya besar,
penerimaan siswanya juga besar,disamping itu banyak sekolah-sekolah yang
memang SD, SMP, SMA,MA di Jatim itu sudah putusan Muktamar.
Kalaupun di Jawa Barat ini menggeliat, semoga diawali denga geliat
proses pertumbuhan perkembangan kader-kader itu berangkat dari
Al-Furqon, dan Al-Furqon ini akan jadi Mercusuar Project pendidikan Muhammadiyah di Garut.
Selama ini sinergitas dengan Pemerintah, menurutnya, Muhammadiyah ini
organisasi yang sangat mapan, karena kita punya qoidah majelis
pendidikan dasar dan Muhammadiyah, bahwa pengelolaan, SMA, MA dan SMK
itu infrastrukturnya baik administrasi kurikulum, penataan keuangan,
dsb, oleh wilayah dan sangat bagus sekali kebijakan Pemerintah pusat
memberikan otonomi kepada pemerintah pusat untuk SMA, MA dan SMK,
tinggal bagaimana kita mensinergiskan antara aturan Pemerintah dengan
qoidah-qoidah di Muhammadiyah yang sudah baku, “jadi tidak akan
bertubrukan, malah akan menjadi kekuatan yang selaras dengan kebijakan
pemerintah dan Muhammadiyah karena keduanya sudah menjadi lembaga yang
selalu mendorong kebijakan pemerintah.”
Kita punya harapan yang cukup besar, tetapi itu diselaraskan dengan
kemampuan yang ada, Insya Allah, nanti tahun pertama untuk IEB akan
dibuka, proses awal sekarang sedang dilakukan pelatihan dan pendidikan
tentang kemampuan bahasa untuk Guru yang ada di sini, setelah Guru
menguasi, akan diterapkan kepada semua siswa dan stakeholder yang ada di sini, mudah-mudahan dalam 1 tahun sudah English Area.
Andriana menilai bahwa hal yang sangat krusial itu, adalah melakukan
proses penataan manajemen sekolah dan nanti manajemennya, bahwa segala
sesuatunya berbasis data, keuangan juga berbasis Perbankan, termasuk
juga terkait dengan Kurikulum International yaitu Matematika, sains dan
Bahasa Inggris, kedepan ketika Al-Furqon ini besar, mereka akan melihat
produk, hasilnya itu seperti apa.
“Hari ini mungkin tidak akan kelihatan, mungkin 1-2 tahun lulusan
dari Al-Furqon ini, kita bisa uji kapasitas kemampuan bahasa dan
berwawasan IMTAQ dan IMTEQnya, sebagaimana dicita-citakan oleh
Muhammadiyah dalam hasil Muktamar, bagaimana menjadikan kader
Muhammadiyah yang berkemajuan, maju dalam ilmu pengetahuan, tekhnologi,
maju dalam ilmu pengetahuan agama dan kapasitas tidak hanya baca tulis
Al-Qur’an tetapi nilai Qur’ani di bumingkan.
(dwi/dwi)
(dwi/dwi)
Sumber: Juggala